Kuliah Tamu Alumni dan Pakar: Inovasi Teknologi Budidaya Padi Tadah Hujan dan Aplikasi serta Peluang Usaha Budidaya Hortikultura

July 23, 2020, oleh: superadmin

Dalam rangka menambah wawasan akan inovasi teknologi dan aplikasi budidaya, Kuliah Tamu Kembali diselenggarakan oleh Program Studi Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada hari Kamis (23/7). Kuliah tamu ini diberikan kepada mahasiswa Agroteknologi angkatan 2017 dan 2019. Prodi Agroteknologi UMY mengundang dua pemateri, pemateri pertama merupakan alumni Agroteknologi UMY, Eko Sri Hartanto, S.P., M.Sc. Beliau adalah Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian DIY. Materi kedua disampaikan oleh praktisi hortikultura Ir. Slamet Budiarto, owner dari Vinca Nursery, Bogor.

Eko Sri Hartanto, S.P., M.Sc. menyampaikan tentang Inovasi Teknologi Peningkatan Produktivitas dan Indeks Pertanaman Padi di Lahan Tadah Hujan DIY. Beliau menyampaikan Jenis lahan pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta terbagi menjadi 3, Lahan Sawah Irigasi, Lahan Sawah Tadah Hujan, dan Lahan Sawah Kering. Luasan lahan kering di DIY memiliki persentase terbesar yang mencapai 63%, yang menjadi tantangan adalah ketersediaan air yang akan mempengaruhi produksi padi. Dalam kuliahnya disampaikan hal yang dapat dikembangkan yaitu peningkatan Indeks Pertanaman yang didalamnya termasuk iklim, curah hujan, topografi, tanah, AEZ, dan potensi sumber air. Indeks Pertanaman adalah frekuensi penanaman pada sebidang lahan pertanian untuk memproduksi bahan pangan dalam kurun satu tahun.

Pada kuliah kedua yang disampaikan oleh Ir. Slamet Budiarto, mahasiswa dibekali ilmu Teknologi Aplikasi dan Peluang Usaha Budidaya Tanaman Hortikultura. Sebagai owner dari Vinca Nursery Bogor, Ir. Slamet Budiarto mengembangkan bisnis budidaya tanaman hortikultura antara lain sayuran, buah dan tanaman hias. Dalam kuliahnya beliau menyampaikan bahwa peluang usaha hortikultura di Indonesia dipengaruhi oleh konsumsi dan penggunaan produk hortikultura yang bertambah setiap saat, lahan semakin sempit sehingga diperlukan metode baru atau sistem budidaya baru yang dapat mengatasi keterbatasan lahan. Teknologi yang semakin berkembang dimana sistem penanaman yang dapat dilakukan dengan sistem hidroponik dan vertikal. Perkembangan akan demand di pasar dimana pasar selalu membutuhkan produk- produk baru. Perkembangan pola distribusi dan rantai pemasaran yang akan mempengaruhi harga produk hortikultura. Beliau juga menyampaikan bisnis tanaman jika hanya mengikuti trend tidak akan menjadi peluang, namun yang perlu kita modifikasi adalah teknologi yang digunakan, seberapa tingkat unique values yang dihasilkan. Salah satunya yaitu dengan sistem vertical garden yang memiliki keunikan dan kemudahan dalam budidaya tanaman. (Sam)