Optimalisasi Kolam Bertingkat Melalui Sistem Tenaga Surya

July 24, 2021, oleh: superadmin

Sleman – Pandemi Covid-19 berimbas kepada sector perikanan. Permintaan akan air tawar mengalami penurunan sebesar 20-30%, sebagai akibat dari tutupnya beberapa restoran di Indonesia disertai dengan penurunan konsumsi ikan secara nasional. Bagi pembudidaya ikan, terutama ikan air tawar penurunan harga seringkali ditangani dengan menahan waktu panen, namun hal ini bagai buah simalakama. Semakin lama waktu yang digunakan untuk menahan panen ikan maka konsumsi pakan juga mengalami peningkatan. Pada pembudidaya ikan air tawar yang menggunakan konsep kolam bertingkat, memperlama waktu panen serta penurunan harga jual tentu saja berdampak kepada modal yang dikeluarkan. Sehingga memerlukan penghematan pada dua aspek utama dalam budidaya ikan air tawar pada kolam bertingkat. Aspek tersebut meliputi pakan dan listrik.

Dosen Program Studi Agroteknologi dan Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta telah bekerja sama dalam mengembangkan Kolam Bertingkat dengan Tenaga Surya Sejak 26 Juli 2020 hingga Juli 2021. Morgana selaku pembudidaya Ikan di Dusun Tangkilan Sidoarum Sleman menyampaikan “kendala dalam penggunaan kolam bertingkat adalah menjaga aliran air tetap stabil, ikan nila membutuhkan air yang bergerak untuk menjaga nafsu makannya. Selain itu, air yang tidak mengalir akan dapat meningkatkan keasaman air dan menimbulkan racun bagi ikan”.

Heri Zulfiar selaku dosen Teknik UMY menjelaskan “Penerapan konsep kolam bertingkat memanfaatkan panel surya sebagai kolektor energi matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik. Perubahan ini selanjutnya dimanfaatkan untuk menggerakan pompa air. Pompa air akan menyedot air dari lantai 1 dan masuk kesaringan air dan keluar di lantai 3. Memanfaatkan gaya gravitasi maka air akan Kembali ke lantai 1 melaui lantai 2. Pengaturan titik jatuh air inilah yang akan mempengaruh aerasi serta kecepatan aliran air. Yang selajutnya berperan penting dalam menjaga nafsu makan ikan”. Penggunaan panel surya sebagai tenaga penggerak mampu menurunkan penggunaan konsumsi listrik dari PLN.

Taufiq Hidayat selaku dosen Fakultas Pertanian menjelaskan bahwa “Berkaitan dengan pakan ikan, Maggot atau larva dari lalat memiliki potensi yang luar biasa untuk dapat mensubstitusi pakan ikan komersial.” Larva lalat yang digunakan juga bukan larva sembarangan melainkan larva dari Black Soldier Fly, yang memiliki antibiotic sehingga memiliki sedikit kemungkinan dalam menularkan penyakit. Bentuk lalat ini sendiri lebih mirip dengan tawon bila dibandingkan dengan lalat pada umumnya. Larva ini dapat diperbanyak menggunakan limbah rumah tangga.